Jangan Beli Tempe dengan 3 Ciri Ini – Tempe adalah salah satu sumber protein nabati yang sangat populer di Indonesia. Makanan ini terbuat dari kedelai yang difermentasi, menjadikannya kaya akan nutrisi dan sangat baik untuk kesehatan. Namun, tidak semuatempe yang dijual di pasaran memiliki kualitas yang baik. Ada beberapa ciri yang harus diperhatikan agar Anda tidak salah memilihtempe yang dapat memengaruhi kesehatan Anda. Dalam artikel ini, kita akan membahas tiga ciritempe yang sebaiknya Anda hindari saat membeli.

1. Ciri Pertama: Warna yang Tidak Wajar

Warna adalah salah satu indikator penting dalam menentukan kualitastempe. Tempe yang baik seharusnya memiliki warna putih hingga krem yang merata. Jika Anda menemukantempe dengan warna yang tidak wajar, seperti warna kuning keemasan, cokelat tua, atau bahkan hitam, sebaiknya Anda berpikir dua kali sebelum membelinya.

Warna yang tidak normal ini bisa menunjukkan bahwatempe tersebut tidak segar atau sudah terkontaminasi. Proses fermentasitempe yang benar seharusnya menghasilkan warna yang alamiTempe yang berwarna abnormal bisa jadi dihasilkan dari kedelai yang sudah terlalu lama disimpan atau tidak melalui proses fermentasi yang baik.

Selain itu, warna yang tidak wajar bisa juga disebabkan oleh penggunaan bahan tambahan kimia yang tidak dianjurkan. Misalnya, ada beberapa oknum produsen yang sengaja menambahkan pewarna untuk membuattempe terlihat lebih menarik. Ini tentunya sangat berbahaya bagi kesehatan, karena bisa menyebabkan berbagai macam penyakit.

Untuk menghindari membelitempe yang berkualitas buruk, selalu perhatikan warnatempe yang Anda pilih. Pastikan bahwa warnanya alami dan tidak ada bercak-bercak yang mencolok. Jika Anda ragu, lebih baik mencari penjual lain atau membelitempe dari tempat yang sudah Anda percayai.

2. Ciri Kedua: Aroma Menyengat yang Tidak Sedap

Aroma adalah aspek penting yang juga harus diperhatikan saat membelitempe. Tempe yang berkualitas baik biasanya memiliki aroma yang lezat dan khas, yang dihasilkan dari proses fermentasi. Aroma ini seharusnya tidak menyengat atau mengganggu. Jika Anda mencium aroma yang tidak sedap, seperti bau busuk atau asam yang berlebihan, sebaiknya Anda tidak membelitempe tersebut.

Aroma yang menyengat dapat menjadi indikasi bahwatempe telah terkontaminasi atau sudah tidak layak konsumsi. Proses fermentasi yang dilakukan oleh jamur Rhizopus oligosporus seharusnya menghasilkan aroma yang segar dan menggugah selera. Jika Anda menemukantempe yang berbau tidak sedap, ini bisa jadi tanda bahwa proses fermentasi tidak dilakukan dengan baik atautempe sudah terlalu lama disimpan.

Menghirup aroma tempe sebelum membelinya adalah langkah yang bijak. Selain itu, Anda juga bisa memperhatikan cara penyimpanan tempe di toko. Tempe yang disimpan dalam suhu yang tidak sesuai atau terlalu lama bisa mengalami kerusakan yang berakibat pada aroma dan cita rasanya.

3. Ciri Ketiga: Tekstur yang Tidak Konsisten Dalam Tempe

Tekstur tempe juga merupakan salah satu ciri yang sangat penting untuk diperhatikan. Tempe yang berkualitas baik seharusnya memiliki tekstur yang padat dan seragam. Jika Anda menemukan tempe yang memiliki tekstur berlubang-lubang, terlalu lembek, atau bahkan terlalu keras, sebaiknya Anda tidak membelinya.

Tekstur yang tidak konsisten bisa menjadi tanda bahwatempe tersebut tidak dibuat dengan cara yang benar. Misalnya, tempe yang terlalu lembek bisa jadi disebabkan oleh proses fermentasi yang terlalu lama atau penggunaan kedelai yang berkualitas buruk. Sementara itu, tempe yang terlalu keras bisa jadi menunjukkan bahwa proses fermentasi belum sepenuhnya berhasil.

Untuk memeriksa tekstur tempe, Anda bisa sedikit menekannya dengan jari. Tempe yang baik akan terasa padat dan tidak mudah hancur. Jika teksturnya lembek atau terlalu keras, lebih baik cari produk lain. Mengingat harga tempe yang cukup terjangkau, tidak ada salahnya untuk mencari yang berkualitas baik.

 

Baca juga artikel ; Bumbu Mi Instan Bisa Menggumpal karena 3 Sebab Ini